Perusahaan Terbesar Seorang Laki-laki adalah Perempuan


Berbagai kemajuan pada dunia tidak jauh dari pergerakan bangsanya. Setiap bangsa memiliki karakter berbeda sesuai dengan pengalaman dan pengajaran yang telah didapatkan pada masa waktu tertentu. Selain itu, bangsa merupakan komponen penting untuk menciptakan pembaharuan zaman yang dinamis. Kesamaan hak dan martabat antara laki-laki dan perempuan menjadi tolak ukur sekaligus keberhasilan sebuah negara dikatakan berhasil makmur atau hanya sekedar "Nglindur".

Banyak sekali argumentasi tentang peranan penting seorang perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Kita tarik garis benang merah mulai dari aspek keluarga. Perempuan mempunyai peranan dominan dalam melaksanakan bermacam aktivitas, menyelesaikan segala urusan rumah serta mengelola keuangan. Pekerjaan yang lazim dikerjakan perempuan adalah bentuk ketaatan dan kehormatan kepada kepala keluarga. Namun, peran laki-laki sebagai pencari nafkah senantiasa berlaku guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Demikian halnya, terkadang kita sering melihat seorang lelaki atau bahkan kepala rumah tangga merasa gagal untuk mencukupi fasilitas serta kebutuhan keluarga. Hal ini terjadi sebab meandset laki-laki terkait sifat materialistik merupakan keutamaan kebahagiaan seorang perempuan. Hal tersebut memang betul adanya, tetapi tak sepenuhnya mengandung kebenaran abadi.

Saya pernah mendengar pernyataan dari seorang dosen, ia merupakan salah satu aktivis pergerakan yang aktif dalam kepengurusan cabang PMII Bojonegoro. Saat beliau berdialektika perihal perempuan, dan amansipasi wanita ia mengutip kalimat dari salah satu Tokoh besar pahlawan Indonesia yakni "Pramoedya Ananta Toer" dalam buku Bumi manusia yang berbunyi :"Wanita dengan gemerincing ringgit, kilau harta dan pangkat. Lelaki belakangan ini adalah juga kriminil, sedang perempuan yang tertaklukan hanya pelacur"

Tokoh Pram yang pernah diasingkan dipulau buru ini paham betul dengan keadaan bangsanya. Bahkan dirinya mengungkap realitas kehidupan pada zaman orde lama pada ke empat tetralogi buku yang diselesaikan selama berada di penjara dan pengasingan oleh bangsa penjajah.

Kita perlu mengingat juga terhadap kedzaliman para penjajah yang pernah menjanjikan kepada perempuan-perempuan pribumi untuk diberi pendidikan terjamin. Para perempuan pribumi berangkat dan keluar dari rumah-rumah kecil pedesaan, diangkut dengan kapal laut guna memperoleh jaminan pendidikan. Tetapi, ditengah perjalanan para penjajah asing merampas kehormatan, menggilir satu persatu perempuan lugu yang menyimpan keyakinan kuat menggapai cita-cita dan masa depan.

Bukan hanya wanita Indoneisa yang dijadikan budak seks serdadu Jepang. Diperkirakan, 200.000 perempuan Negara-Negara Asia yang pernah diduduki Jepang, seperti Korea Selatan, Philipina, Indonesia, dan Burma termasuk perempuan Jepang sendiri. Ironisnya hingga kini pemerintah Jepang tetap menolak untuk bertanggung jawab secara hukum. Alasannya para korban ialah jugun ianfu (perempuan penghibur) yang bekerja secara sukarela, bukan sebagai budak seks. Berdasarkn ceria di atas juga telah dibukukan oleh Bung Pram yang berjudul "Perawan remaja dalam cengkraman militer".

Sejarah tersebut perlu kita pelajari melalui buku-buku, sehingga perempuan mempunyai pengetahuan untuk memahami pentingnya sebuah karya, pendidikan, serta berbagai khazanah ilmu guna menghadapi problematik kehidupan.

Masih perihal pernyataan tentang perempuan tersebut, aktivis nyentrik tadi juga mempunyai argumentasi menarik tentang perempuan. Dirinya menilai ketertarikan seorang wanita bukan terletak pada paras, dan spesifikasi cover belaka. Melainkan dari aspek perjuangan, kegigihan, dan jiwa revolusioner pada diri individu. Meskipun demikian, fisik dan kecantikan harus juga diperhatikan bahkan dirawat, sebagai rasa syukur atas  pemberian Tuhan yang Maha Esa. Tetapi, bukan menjadi satu-satunya patokan, keyakinan dalam menjamin kebahagiaan.

Penulis menyakini bahwa pernyataan pak dosen diatas adalah benar adanya. Seorang laki-laki sebetulnya adalah manusia paling kaya. Mereka mempunyai kekayaan besar dalam kehidupan yakni seorang perempuan. Hemat penulis mencoba mengejewantahkan kata-kata dari dosen tersebut, sehingga menyatakan bahwa :"Perusahan terbesar seorang laki-laki adalah perempuan".

Saya berbicara seperti ini bukan hanya karena kebetulan diri saya adalah perempuan. Melainkan, kita dapat mengerjakan tugas sama-sama berdampingan dengan laki-laki dalam menjalankan kehidupan sebagai Hamba dan Khalifah di Bumi.


Hal tersebut senada dengan ungkapan yang pernah Penulis dengar dari masyarakat Desa kelahiran penulis yakni karangdowo dengan kalimat yang tidak begitu intelek, namun mengenai dasar hati para pendengar  seperti ini :"Wong Lanang nak kepengen ndue bojo apik tur pinter lam nurut kui karek milih siji terus di nikah, soale model piye ae wong wadon seng dipilih iso dirubah wong lanang. Kabeh kui karek wong lanang. Nak wedok blarah berarti Lanang e Yo mblarah". Ungkap salah satu sesepuh desa pada saat Cangkruk'an (Berkumpul) bersama para tetangga di depan rumah.

Begitu menarik pandangan hidup para masyarakat ini, meskipun mereka hidup pada zaman dahulu tetapi nilai keyakinan teguh untuk mendidik anak-anak sangat tinggi. Namun bagaimana pemikiran pemuda masa kini tentang hal tersebut? Apakah sudah mengalami kemajuan seiring pendidikan yang didapatkan? Adakah relevansi antara pengalaman, pendidikan dengan realitas pada kehidupan? Wallahu A'lamu Bisshowab...!!

Sekali lagi pernyataan R.A Kartini salah satu wanita revolusioner penggerak wanita Indonesia dengan ungkapan : "Alangkah besar bedanya bagi Masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa bahagia baginya".

Penulis hanya mencoba mendeskripsikan berbagai pengertian peran perempuan dari tokoh desa, dan kaum intelektual, serta Tokoh revolusioner para pahlawan negara Kita Indonesia. Meskipun tidak tersebut jelas nama tokoh yang saya maksud. Namun, jika ingin mendiskusikan sedikit atau berbicara ngalir ngidul perihal ini, bahkan bertanya siapa lakon utama pada cerita. Mari kita bertemu, bercerita, serta  saling tukar fikiran dengan berbagai batas kemampuan masing-masing. Apabila masih malu, mari membalas dan bertanya lewat Sosial Media dengan syarat harus lewat Literasi yakni tulisan, dan Menulis dengan cara kalian masing-masing. Namun jangan terjadi kesalahpahaman antara kita.

Pernyataan saya diatas bukan berarti memaksa kalian untuk menulis. Melainkan, mengajak bersama-bersama menghakimi diri sendiri melalui latihan merangkai kata. Karena kata salah satu kader pernah mengungkap ketegasan bahwa : "Berkarya tidak harus dengan menulis".

Sekali lagi..
Saya mencintai kehidupan bersama bendera yang berkibar.
Beserta pergerakan-pegerakan kecil yang dilaksanakan dan bukan hanya digemakan. Melalui ruang-ruang kecil kita yakini bahwa kita mampu menciptakan warna mulai  sebuah titik kecil dirangkai dalam sebuah kertas putih.

Salam pergerakan..
Salam hangat literasi..
Selamat menjalankan Ibadah puasa dan literasi.
Mari ungkap imaginasi, walaupun di sambi sambil Ngopi.
"Mau menilai atau memulai, mau memakan atau menciptakan, mau berbicara atau berkarya".
Semua jawaban dan keputusan terletak pada diri anda.

Penulis adalah "Siti Ainur Rodhiyah"
Ketua Komisariat Perempuan Pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sunan Giri Bojonegoro.

Dowload Hasil Tes PMB Gelombang Pertama


Beberpa ratus Mahasiswa yang mendaftarkan diri di gelombang pertama di dalam perguuruan tinggi Institut Agama Islam Sunan Giri Bojonegoro. Telah selesai malaksanakan tes tulisan dan lisan di hari Senin, 21 Mei 2018 kemarin.

Maka dengan Hasil Tes Tersebut di Umumkan pada Hari Selasa, 22 Mei 2018.
Bagi kalian bisa melihat hasil Tes tersebut dan Bisa di dowlad Juga di Web Google Resmi kami.


https://drive.google.com/folderview?id=1t2WjOFmFfby37PwPYWZCLtnJQRqP7WxJ

Diikuti Puluhan Peserta, Diskusi Film Rayon Adab Sukses digelar


Sekitar 40 Peserta yang terdiri dari anggota, kader, pengurus rayon dan komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sunan giri bojonegoro. Seluruh peserta duduk melingkar guna melaksanakan Diskusi Film Sang Kyai di mushola kampus Institut Agama Islam (IAI) Sunan Giri Bojonegoro. Acara ini dimulai pada Senin ( 14/05/2018) pukul 20.00 WIB sampai hari Selasa (15/05/2018) pukul 00.15 WIB.

Diskusi Film ini merupakan Acara rangkaian pelantikan dari Pengurus Rayon Adab Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sunan Giri Bojonegoro. Acara ini juga di hadiri oleh Kyai Rosyid Atau cak onk panggilan akrabnya , ketua Umum , dan beberapa pengurus cabang PMII Bojonegoro sebagai sahabat Berdialektika para peserta.

Alur diskusi yang menarik menjadikan forum semakin hidup. Antusiasme para mahasiswa juga tergambar jelas dalam balutan suasana riang dan gembira dari seluruh peserta. Semangat serta ghiroh belajar nampak jelas pada setiap kaum pergerakan ini.

Ketua Rayon Adab PMII sunan giri bojonegoro M. Fahroni Azis, mengatakan bahwa diskusi ini merupakan sebuah wujud pemikiran aplikatif guna mengetahui perjuangan dibalik revolusi jihad yang dilakukan oleh para santri pada film sang Kyai. Hal ini juga akan dikorelasikan dengan tema pelantikan dan seminar Aswaja PR PMII Adab yakni " Mengokohkan Aswaja sebagai nafas pergerakan"

"Saya harap kita dapat berdiskusi bersama dalam forum yang Insya Allah bermanfaat  ini". Tegasnya.


Pemateri diskusi Kyai Rosyid (cak onk) menyatakan bahwa film sang kyai merupakan sejarah masa lalu yang baru terungkap pada masa kini. Segala kenangan perjuangan para santri, sikap nasionalisme, serta bentuk perlawanan atas penjajahan tergambar jelas pada film sang kyai.

"Saya sangat senang, para sahabat" PMII Sunan Giri dapat berdiskusi dan mempunyai semangat untuk mengembangkan diri". Pungkasnya.

Diskusi ini merupakan wadah pengembangan keintelektualan bagi para mahasiswa terutama para aktivis seperti PMII. Ketika hiruk pikuk terjadi di berbagai daerah, maka PMII harus melawan permasalah tersebut dengan diskusi, menulis, serta membaca. Seseorang akan mengetahui sejarah apabila berbagai cerita tersurat dan dapat dibaca dalam bentuk tulisan. Maka sudah sepatutnya PMII menyediakan wadah intelektual dalam beberapa macam, salah satunya adalah literasi yakni menulis.

"Dengan menulis sejarah itu akan diketahui oleh banyak orang, jika dengan cerita saja orang lain masih bisa menyangkal" ungkap cak onk.

Ketua 1 bidang kaderisasi, Andre purwanto menyatakan bahwa perjuangan pada masa Kh. Hasyim Asyari merupakan sejarah yang tidak akan terlupakan. Segala bentuk perlawanan dilakukan guna menjaga NKRI untuk mencapai kemerdekaan. Berbeda sekali jika di bandingkan dengan gerakan radikalisme.

"Bentuk perjuangan yang berbeda, hasil dan orientasinya pun akan berbeda". Tegasnya

Sementara itu Ketua Komisariat Sunan Giri Bojonegoro, Siti Ainur Rodhiyah menyatakan bahwa seluruh mahasiswa perlu mengetahui bahwa perjuangan dalam film sang kyai merupakan hakikat rasa nasionalisme dalam bentuk cinta tanah air. Hal ini nampak terlihat pada perlawanan Harun salah satu santri KH Hasyim Asyari yang cenderung melawan penjajah. Sikap perlawanan itu semakin menggebu berdasarkan pengalaman melihat sahabatnya "Hamid" yang merupakan sahabat pondok di Tebu Ireng Jombang di tembak oleh sekutu tentara Jepang tepat dikepalanya.

"Jadi kita perlu mengetahui sikap perlawanan itu ditujukan ke siapa, dan dalam bentuk apa, sebagai pengetahuan kita". Ungkapnya


Lanjut Iin Sapaan akrabnya ia menceritakan bahwa suatu hari Ir. Soekarno pernah menyuruh beberapa orang untuk menemui KH Hasyim Asyari guna menanyakan hukum perjuangan melawan penjajahan. KH.hasyim Asy'ari pun berfatwa bahwa hukum perihal tersebut adalah Fardhu Ain.

"Seketika itulah Ir.soekarno menganjurkan para masyarakat untuk tidak ragu melawan para penjajah", tambahnya.

Disisi lain, Sekretaris Komisariat Rahman Hakim menceritakan asal mula perlawanan masyarakat terhadap sekutu di Surabaya, serta  berbagai sejarah lainnya  d salah satunya  adalah sikap nasionalisme pada abad ke-20. Jika menarik benang merah dari cerita tersebut, maka Hari ini Nasionalisme pada ajaran Aswaja menjadi suatu hal baru yang perlu dipelajari. Sehingga para mahasiswa dapat mengimplementasikan perihal tersebut.

"Jadi kita akan sama-sama tau dan faham tentang sejarah dan dapat melakukan sesuatu". Ucapnya

Acara ini diakhiri dengan makan  dalam satu wadah makanan bersama keluarga besar PMII Sunan Giri bojonegoro di mushola kampus sambil merapatkan duduk.

(Jurnalis SembilanPena)
PK PMII SUNAN GIRI GELAR FOLLOW UP PKD KE DUA

PK PMII SUNAN GIRI GELAR FOLLOW UP PKD KE DUA

PenaPmii = Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Pengurus Komisariat Sunan Giri Bojonegoro Laksanakan Follow Up PKD kedua dengan materi "Aswaja Sebagai Manhaj Al-Fikr dan Al-Harakah. Aula PC NU, Minggu, 13/05/2018.

Follow Up PKD (Pelatihan Kader Dasar) merupakan kaderisasi Non Formal PMII yang dilaksanakan setiap hari minggu untuk meningkatkan pemahaman materi-materi PKD dan pengembangan potensial kader-kader baru.

Follow Up yang diikuti kurang lebih 10 kader, dan menghadirkan Ahmad Yusuf sebagai fasilitator yang didelegasikan dari team kaderisasi Cabang PMII.

Ketua Komisariat, Siti Ainur Rodliyah mengungkapkan Pengurus Rayon hendak lebih memaksimalkan para kader-kadernya untuk bisa mengikuti Follow Up disetiap hari minggu.

Disisi lain, Ketua Satu Kaderisasi Internal Andre Purwanto Mengungkapkan, Tahun 2018 para kader tidak hanya difokuskan dalam memahami materi-materi PKD.

"Kader-kader baru akan diarahkan ke masing-masing study berdasarkan keinginanya, ada study Literasi dan Advokasi yang akan dipenuhi oleh peserta Follow Up PKD". Tambahnya


PMII ADAB AKAN GELAR PELANTIKAN DAN SEMINAR ASWAJA


9pena = Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Pengurus Rayon Adab Sunan Giri akan menggelar Pelantikan yang dirangkai dengan Seminar Aswaja. Aula Rusunawa, Selasa,15/05/2018.

Kegiatan pelantikan dan seminar aswaja merupakan puncak dari beberapa rangkaian yang dibuat oleh panitia, antara lain Khotmil Qur'an, Manaqibul Akbar Syech Abdul Qodir Al-Jailani dan Diskusi Film Sang Kyai akan dilaksankan di Mushola Kampus IAI Sunan Giri. Senin, 14/05/2018.

Ketua Panitia, Khafid Oktavian, Menyatakan rangkaian kegiatan yang kami susun dalam Pelantikan PR PMII ADAB suatu bentuk proses sebagai Pengurus Rayon dan Anggota-anggota PMII yang baru.

Ketua Rayon, Fahrozi Aziz, Mengungkapkan Pelantikan tahun ini membawa tema Mengokohkan Aswaja Sebagai Nafas Pergerakan.

"Kampus IAI Sunan Giri Mahasiswanya mayoritas NU, tetapi masih abu-abu dalam memahami historis Ahlu Sunah Wal-jamaah". Tambahnya

Kategori

Kategori