Diskusi Film ini merupakan Acara rangkaian pelantikan dari Pengurus Rayon Adab Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sunan Giri Bojonegoro. Acara ini juga di hadiri oleh Kyai Rosyid Atau cak onk panggilan akrabnya , ketua Umum , dan beberapa pengurus cabang PMII Bojonegoro sebagai sahabat Berdialektika para peserta.
Alur diskusi yang menarik menjadikan forum semakin hidup. Antusiasme para mahasiswa juga tergambar jelas dalam balutan suasana riang dan gembira dari seluruh peserta. Semangat serta ghiroh belajar nampak jelas pada setiap kaum pergerakan ini.
Ketua Rayon Adab PMII sunan giri bojonegoro M. Fahroni Azis, mengatakan bahwa diskusi ini merupakan sebuah wujud pemikiran aplikatif guna mengetahui perjuangan dibalik revolusi jihad yang dilakukan oleh para santri pada film sang Kyai. Hal ini juga akan dikorelasikan dengan tema pelantikan dan seminar Aswaja PR PMII Adab yakni " Mengokohkan Aswaja sebagai nafas pergerakan"
"Saya harap kita dapat berdiskusi bersama dalam forum yang Insya Allah bermanfaat ini". Tegasnya.
"Saya sangat senang, para sahabat" PMII Sunan Giri dapat berdiskusi dan mempunyai semangat untuk mengembangkan diri". Pungkasnya.
Diskusi ini merupakan wadah pengembangan keintelektualan bagi para mahasiswa terutama para aktivis seperti PMII. Ketika hiruk pikuk terjadi di berbagai daerah, maka PMII harus melawan permasalah tersebut dengan diskusi, menulis, serta membaca. Seseorang akan mengetahui sejarah apabila berbagai cerita tersurat dan dapat dibaca dalam bentuk tulisan. Maka sudah sepatutnya PMII menyediakan wadah intelektual dalam beberapa macam, salah satunya adalah literasi yakni menulis.
"Dengan menulis sejarah itu akan diketahui oleh banyak orang, jika dengan cerita saja orang lain masih bisa menyangkal" ungkap cak onk.
Ketua 1 bidang kaderisasi, Andre purwanto menyatakan bahwa perjuangan pada masa Kh. Hasyim Asyari merupakan sejarah yang tidak akan terlupakan. Segala bentuk perlawanan dilakukan guna menjaga NKRI untuk mencapai kemerdekaan. Berbeda sekali jika di bandingkan dengan gerakan radikalisme.
"Bentuk perjuangan yang berbeda, hasil dan orientasinya pun akan berbeda". Tegasnya
Sementara itu Ketua Komisariat Sunan Giri Bojonegoro, Siti Ainur Rodhiyah menyatakan bahwa seluruh mahasiswa perlu mengetahui bahwa perjuangan dalam film sang kyai merupakan hakikat rasa nasionalisme dalam bentuk cinta tanah air. Hal ini nampak terlihat pada perlawanan Harun salah satu santri KH Hasyim Asyari yang cenderung melawan penjajah. Sikap perlawanan itu semakin menggebu berdasarkan pengalaman melihat sahabatnya "Hamid" yang merupakan sahabat pondok di Tebu Ireng Jombang di tembak oleh sekutu tentara Jepang tepat dikepalanya.
"Jadi kita perlu mengetahui sikap perlawanan itu ditujukan ke siapa, dan dalam bentuk apa, sebagai pengetahuan kita". Ungkapnya
Lanjut Iin Sapaan akrabnya ia menceritakan bahwa suatu hari Ir. Soekarno pernah menyuruh beberapa orang untuk menemui KH Hasyim Asyari guna menanyakan hukum perjuangan melawan penjajahan. KH.hasyim Asy'ari pun berfatwa bahwa hukum perihal tersebut adalah Fardhu Ain.
"Seketika itulah Ir.soekarno menganjurkan para masyarakat untuk tidak ragu melawan para penjajah", tambahnya.
Disisi lain, Sekretaris Komisariat Rahman Hakim menceritakan asal mula perlawanan masyarakat terhadap sekutu di Surabaya, serta berbagai sejarah lainnya d salah satunya adalah sikap nasionalisme pada abad ke-20. Jika menarik benang merah dari cerita tersebut, maka Hari ini Nasionalisme pada ajaran Aswaja menjadi suatu hal baru yang perlu dipelajari. Sehingga para mahasiswa dapat mengimplementasikan perihal tersebut.
"Jadi kita akan sama-sama tau dan faham tentang sejarah dan dapat melakukan sesuatu". Ucapnya
Acara ini diakhiri dengan makan dalam satu wadah makanan bersama keluarga besar PMII Sunan Giri bojonegoro di mushola kampus sambil merapatkan duduk.
(Jurnalis SembilanPena)



EmoticonEmoticon